Selasa, 22 April 2008

TUGAS 2
MAHASISWA BK (SEMESTER IV FITK BI UIN JAKARTA)
Instrumen wawancara/daftar pertanyaan
1. Bagaimana seorang guru memotivasi siswa untuk belajar dengan baik?
Apakah tugas yang diberikan guru dapat mendorong siswa untuk belajar?
2. Bagaimana seorang guru memberikan tips pada siswa untuk mengolah dan mengembangkan potensi yang dimilikinya?
3. Bagaimana seorang guru memberikan arahan terhadap pengaruh lingkungan belajar siswa?
4. Apa cara-cara seorang guru untuk menghargai dan mengarahkannya kearah yang positif bagi siswa?

Teori belajar
1. Teori belajar behaviorisme
Pendiri psikologi behaviorisme di Amerika Serikat adalah John B. Watson yang lahir di Greenville, tanggal 9 Januari 1878. Karya terpentingnya adalah psychology as the behaviorisme views it (1913). Bagi Watson dan aliran behaviorisme pada umumnya, kesadaran kejiwaan itu berhubungn dengn keadaan gerakan otot-otot dan aktivitas kelenjar-kelenjar otak. Untuk itu yang perlu diteliti bukan kesadaran kejiwaan itu sendiri, namun keadaan normal tidaknya otot-otot dan syaraf-syaraf tertentu, sebab keadaan anatomi tubuh inilah yang menentukan ekspresi kejiwaan. Misalnya ketegangan otot-otot dan saraf-saraf tertentu akan melahirkan sikap emosional seperti marah, sedih dan sebagainya.
Aliran ini disebut sebagai psikologi “S-R” (stimulus-respons), sebab menurut penganut-penganut aliran ini, proses-proses psikologi selalu dimulai dengan adanya rangsangan (stimulus) dan diakhiri dengan suatu reaksi (respons) atas rangsangan itu. Maka fenomena yang diamati menjadi jelas dan terukur.
Pandangan aliran behaviorisme:
Psikologi mempelajari kejadian-kejadian empirik yang memberikan rangsangan atau stimulus yang menimbulkan sebuah prilaku dengan diamati sebagai tanggapan atau respons
Pola prilaku, kemampuan, sifat : seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman dibandingkan dengan faktor keturunan
Metode introkpeksi sebaiknya ditinggalkan dan digantikan dengan metode objektif seperti eksperimen, observasi dan tes yang berulang-ulang
Psikologi sebagai sebuah sains memiliki kemampuan mendeskripsikan bentuk-bentuk prilaku dan mampu membuat ramalan dengan memberikan rekomendasi pengendalian prilaku sehari-hari sebagai rekomendasi pribadi maupun kelembagaan
Dilakukan penelitian tentang pola prilaku mahluk lain, selain manusia untuk menemukan pola-pola tingkah laku yang sederhana dan menjadi bahan perbandingan bagi pola tindakan manusia yang sedemikian kompleks.
Aliran ini memberikan pengaruh yang luas baik pada perkembangan psikologi sebagai sebuah sains baru, maupun sebagai alat analisis yang dapat menyentuh sejumlah kejadian yang akrab dengan kehidupan sehari-hari, pengaruh terbesar aliran ini cukup terlihat dalam ilmu pendidikan dan psikoterapi yaitu keberhasilan proses pendidikan sebagai sebuah proses yang menentukan bagi perkembangan tingkah laku peserta didik amat ditentukan oleh lingkungan belajar dimana peserta didik belajar. Psikoterapi mental seseorang dikatakan berhasil jika sipasien memperoleh lingkungan yang memadai bagi proses pemulihan kesehatan mentalnya.
2. Teori belajar kognitif atau teori pemprosesan informasi
Aspek-aspek perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap sensory motor, pre operational, concrete operational dan formal operational. Menurut piaget, belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif piaget dalam pembelajaran:
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu, guru mengajat dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak
Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus memberikan anak agar dapat berinteraksi dengan linkungan sebaik-baiknya
Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing
Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
Dari dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-teman
3. Teori belajar gestalt
Kata gestalt diambil dari kata Jerman yang secara harfiah berarti “bentuk” atau “pola umum”. Sesuai dengan namanya, para psikologi gestalt yakin bahwa pengalaman seseorang mempunyai struktur umum atau memiliki kesatuan kualitas tertentu. Aliran diumumkan pertama kali oleh max Wertheimer (1880-1943) yang kemudian dikembangkan oleh tokoh-tokoh lainnya seperti kurt koffka (1886-1941) dan wolfgang kohler (1887-1967).
Teori yang mereka ajukan adalah bahwa dalam pengamatan atau persepsi suatu situasi rangsangan ditangkap sebagai suatu keseluruhan. Jadi, persepsi bukanlah penjumlahan rangsangan-rangsangan kecil (detail) yang ditangkap oleh alat-alat indra, melainkan merupakan keseluruhan dari detail-detail tadi. Bagi mereka jiwa sebenarnya merupakan suatu bentuk keseluruhan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, bukan sebagai materi dapat dipecah-pecah menjadi komponen-komponen kecil. Implikasi yang penting dari pandangan dan fokus kajian aliran gestalt adalah selain berupaya menemukan prinsip dasar pengamatan kepribadian dan problem solving.
4. Teori belajar alternatif konstruktivisme
Konstruktivisme suatu penjelasan bagaimana pelajar belajar dan membina pemahaman yang bermakna tentang alam sekeliling mereka. Teori konstruktivisme adalah teori belajar yang berpendapat bahwa dalam pembelajaran terjadi melalui suatu proses membangun pengetahuan dari diri siswa, yang umumnya dipengaruhi oleh pengajar materi ajar dan siswa itu sendiri.

Teori Jean Piaget bersifat konstruktivisme kognitif:
- Sensorimotor (0-2 tahun)
- Pre-operatioan (3-7 tahun)
- Concrete operation (8-11 tahun)
- Formal operation (12-15 tahun)
Teori Jerome Bruner bersifat proses sosial yang aktif:
Pelajar bina idea atau konsep baru berdasarkan pengetahuan yang lalu dan sedia ada. Pelajar pilih maklumat, bina hipotesis dan buat keputusan dalam proses mengintegrasikan dan menyusun pengalaman mereka kedalam sruktur mental yang sedia ada.
Teori Ausubel:
Melihat pembelajaran bermakna berlaku tidak semestinya secara pembelajaran penemuan tetapi lebih kepada pembelajaran ekspositosi. Pelajar belajar secara proses deduktif yaitu membina konstruktivisme secara menyusun maklumat dari pada keseluruhan kepada spesifik.
Prinsisp-prinsip konstruktivisme:
- Pengetahuan dibina secara aktif oleh pelajar
- Pelajar bukan penerima pasif pengetahuan
- Pelajar pembina aktif (konstruk) struktur pengetahuan
- Pelajar mencoba membuat pemahaman tentang pengalaman baru mereka dan fenomena dengan cara membentuk / membina makna tentang perkara tersebut
Prinsip konstruktivisme. Pembelajaran dilihat sebagai:
- Pengubahan ide
- Pembinaan dan penerimaan idea baru
- Penstrukturan semula ide yang sudah tersedia
Pandangan konstruktivisme: Pelajar membina (membentuk idea baru dan bukan menerima idea tersebut dan pelajar menjalankan secara aktif makna dari pada setiap satu pengalaman yang dilalui

1 komentar:

Bayu Lesmana Pradipta mengatakan...

anda belum membuat suatu instrumen wawancara terhadap siswa untuk mengetahui motif dan motifasi, potensi bawaan, pengaruh lingkungan belajar, keunikan pribadi siswa. di sini anda hanya menulis suatu pertanyaannya saja (copy paste soal yang diberikan dosen) ambigu?????n